Selasa, 12 Januari 2010

Bisnis Coklat Rumahan

Coklat…hampir semua orang menyukai coklat. Dari mulai anak-anak, remaja sampai orang dewasa. Tak heran kemudian banyak produsen coklat bermunculan. Coklat yang diproduksi pun mempunyai berbagai macam rasa, bentuk dan warna. Dan setiap jenis coklat tersebut mempunyai keunikan rasa dan bentuk tersendiri. Dan usaha penjualan permen coklat ini ternyata bisa memperoleh pendapatan yang menggiurkan. Sehingga tidak heran sekarang ini banyak bermunculan produsen-produsen coklat rumahan. Salah satunya adalah produsen coklat rumahan dengan merek I’M Chocolate yang berhasil membuat produknya makin dikenal masyarakat luas hingga ke berbagai kota melalui pemasaran lewat ajang pameran. Dimana lewat ajang pameran ini pula, produk coklat rumahan merk ini dapat meningkatkan omsetnya hingga 50%.
Berawal dari hobi ngemil permen coklat yang dibeli dari berbagai mal, Armita Dwi, nama lengkap pemilik produk coklat rumahan dengan merek I’M Chocolate, tertarik untuk menjajal usaha pembuatan permen coklat. Untungnya Mita, begitu ia dipanggil, bisa membuat coklat secara otodidak. Selain itu, Mita mengakui ia juga mendapat resep membuat permen coklat dari buku resep yang dijual toko buku Gramedia. Seminggu sekali ia berburu ke berbagai mal seperti Mal Bintaro, Mal BSD dan Blok-M Mall mencari buku resep membuat coklat. Setelah memiliki bekal cara membuat permen coklat, ia pun memberanikan diri mencoba merintis usaha membuat permen coklat di tahun 2007. Mita memulai usaha ini cukup dengan modal sekitar Rp 200 ribu yang digunakan untuk membeli coklat batangan sebesar Rp 60 ribu dan isian permen coklat berupa kacang mede, strawberry, blueberry,kacang tanah, caramel, coklat, crispy, cherry sebesar Rp 100 ribu, serta kemasan dan gagang sebesar Rp 100 ribu. Menurut Mita semua bahan tersebut dibelinya dari supplier PT. Gandum Mas Kencana di daerah Graha Lestari – Tangerang. Sedangkan kemasan, dibuat di percetakan di kawasan Graha Lestari-Tangerang. Berbeda dengan penjual permen coklat lainnya, Mita hanya membuat permen coklat dengan warna coklat saja. Namun ia banyak bermain dari bentuk dan ukuran yang dikatakan mini. Ia membuat coklat berbagai bentuk dan isian dengan ukuran 3x3 cm. Berbagai bentuk unik pun dihadirkannya guna menarik pelanggannya, seperti bentuk kipas, bunga, kerang, keong. Selain itu, keistimewaan coklat yang diproduksinya adalah isian permen coklat yang lumer di lidah yang membuat nagih. Selain rasa coklat yang tak meninggalkan rasa pahit dan lumer di mulut, Mita juga menyediakan 8 pilihan isian yaitu kacang mede, strawberry, blueberry, kacang tanah, caramel, coklat, krispi dan cherry.
Lebih lanjut, wanita kelahiran Jakarta 11 oktober 1985 ini mengklaim bahwa permen coklat buatannya tidak menggunakan bahan pengawet sehingga hanya bisa bertahan selama 6 bulan. Guna mempermanis penampilan coklat yang dijualnya, Mita mengemasnya dalam kemasan kardus berbagai ukuran dengan jumlah tertentu. Misal saja kemasan kotak kecil ukuran 10x10 cm dengan isi 4 permen coklat yang dijual Rp 10 ribu, kotak sedang ukuran 10x15 cm isi 9 permen coklat dijual dengan harga Rp 25 ribu/kotak, serta kotak besar ukuran 15x20 cm isi 15 permen coklat dijual dengan harga Rp 35 ribu/kotak, dan kotak super big ukuran 20x30 cm isi 25 permen coklat yang dijual dengan harga Rp 75 ribu. Selain harga regular diatas, Mita juga tidak sungkan memberikan potongan harga hingga 15% dengan minimum pembelian 10 kotak kepada pembeli yang ingin menjual kembali produknya.
Mita mengungkapkan dalam satu bulan, ia membutuhkan coklat batangan sebanyak 250 kg dengan harga beli Rp 60 ribu/kg. Sedangkan isi permen coklat seperti kacang mede, strawberry, blueberry, kacang tanah, caramel, coklat, krispy, dan cherry biasanya masing-masing dalam sebulan menghabiskan sekitar 2 kg dengan harga rata-rata Rp 50-80 ribu. Khusus kemasan kotak karton Mita memerlukan lebih dari seribu karton sekitar Rp 1 juta/bulan. Dan Mita mampu membuat permen coklat 2 ribu kotak dalam sebulan.
Dalam melakukan pemasaran produk coklat buatannya, diawal memulai usaha, Mita melakukan promosi dengan menyebarkan brosur kepada tetangganya selama 1 bulan. Kemudian, ia melakukan pemasaran melalui bazaar makanan di beberapa komplek perumahan seperti BSD, Japos Graha Lestari dan Bintaro Jaya. Setiap kali melakukan bazaar, biasanya Mita menghabiskan biaya operasional sekitar Rp 300 ribu untuk 3 hari acara bazaar. Dan saat bazaar tersebut, Mita mendapat pemasukan sekitar Rp 1-2 juta. Selain itu, tak lupa ia membagikan brosur pada pelanggan pada setiap kesempatan bazaar tersebut. Dengan cara pemasaran yang ia lakukan ini, Mita mengaku mendapat pelanggan dari luar daerah seperti Bogor, Bandung-Jawa Barat, Bali, Mataram-NTB hingga Medan-Sumatera Utara.
Diawal tahun 2009, dalam rangka memperluas pasar produk coklatnya, Mita mengikuti pameran Agro Food di JCC di bulan Juni 2009 lalu. Biaya yang ia keluarkan untuk mengikuti pameran tersebut sekitar Rp 2 juta/4 hari dengan fasilitas tempat usaha seluas 2x3 meter plus mendapat 1 meja , 1 lemari dan 4 kursi. Pada pameran tersebut Mita mengaku dalam sehari pendapatan kotor berjualan permen coklat berkisar Rp 2-5 juta. Mita juga mengakui bahwa setiap mengikuti pameran, omsetnya bisa melonjak hinggan 50% dari hari biasa.
Dengan mengikuti berbagai ajang pameran dan bazaar, Mita kini memiliki lebih dari 100 pelanggan baik dalam kota maupun luar kota. Sehingga dalam sebulan, ia mampu meraup omset hingga Rp 50 juta dengan keuntungan bersih sekitar 40%. Yang menariknya lagi, usaha yang dijalankan dari rumah tersebut mampu balik modal hanya dalam waktu satu bulan saja.
Dalam menjalankan usahanya, Mita dibantu 2 orang karyawan dengan gaji Rp 1 juta/bulan. Karyawannya tersebut Mita ajari cara membuat permen coklat selama sebulan sembari praktek.
(Dirangkum dari : Tabloid Peluang Usaha No. 22 Juli 2009)

Untuk mengetahui info lebih lanjut produk coklat rumahan merk I’M Chocolate ini, anda dapat menghubungi :
I’M Chocolate
Jl. Japos Graha Lestari DV No. 22
Tangerang
Telp (021) 7132 1008

0 Comments:

Post a Comment